Minggu, 02 Juni 2019

Menggapai Berlian

SELANGKAH SAJA pantang bagiku untuk surut. 

"Sekali layar terkembang, pantang surut kebelakang"

Kata yang sudah terucap tak bisa ditarik lagi (pesan wa kali ya bisa ditariiik...). Air ludah yang sudah dibuang tak mungkin dijilat lagi...hiii....

Tekadku sudah bulat dan hatiku sudah mantap untuk mengepakkan sayap di padepokan ini. 

Ingin mempelajari lebih dalam lagi jurus-jurus sakti yang kugunakan untuk menaklukan kata.

Aku ingin menjadi pemenang. 

Sekurang-kurangnya jadi pemenang bagi diri sendiri, yang berhasil mengalahkan rasa malas yang sering bergelayut manja. Melemparkan semua beban yang berkecamuk. Mengikis habis ketidak percayaan pada diri sendiri. Kugulung semuanya, kulibas habis dan kubuang kelaut...

wusshhh...

pergilah jauh-jauh dan jangan berani kembali lagi. 

Sedikit saja mendekat, jurus saktiku akan membuatmu hancur berkeping-keping dan menjadi butiran debu...
Ingat jangan balik lagi..!

WALAU KAKIKU terus ditarik-tarik keluar oleh  kurcaci kecil yang manis  yang suka mengintip lewat jendela padepokan, aku tetap bertahan. Aku genggam semangatku dan kudekap erat impianku.

TAKKAN kubiarkan seekor lalatpun  mematahkan sayapku, apa lagi mematikan hasrat hati yang ingin melalang buana. 

Selangkah saja mendekat jemariku yang meliuk-meliuk langsung mengulurkan salam perkenalan sekaligus salam perpisahan untukmu

Plok
Plok
Plok

Selamat jalan buatmu. Deritamu karena telah berani mengusik sayapku yang ingin terbang di langit biru.
Maafkan daku ya....

Sayap indah ini membawaku mengembara. Terbang ke angkasa, menari-nari, meliuk-liuk mengiringi irama awan yang berarak.  

Aku bercengkarama dengan bintang gemintang yang memancarkan sinarnya menerangi tubuhku yang gelap.

Rembulan tersenyum memandangiku dan mengajakku berdansa mengitari istana di atas awan. 
Sungguh indahnya tiada tara. Kunikmati setiap sudut sensasinya tanpa ada secuilpun terlewatkan. 

Berselancar di atas awan membuatku lupa pulang, HINGGA rembulan berbisik mengingatkanku untuk kembali. Sebelum pulang aku diberi hadiah sebutir berlian oleh raja awan. Aku melompat - lompat, bersorak kegirangan dan berulang kali mengucapkan terima kasih kepada Raja Awan.

Kerlap kerlip cahaya bintang menerangi  sayapku yang mulai mengepak dan turun ke bumi.

Tiba-tiba seekor elang hitam yang sangat besar menyambar berlian yang ada dalam genggamanku. 

Seeerrr....
Berlian terlepas, aku kaget....sambil berteriak aku bergegas mengejar elang yang sudah terbang tinggi dan menghilang di balik awan.

Aku lelah mengejar, lemas dan akhirnya terjatuh.

Brukkk
Bumm

Tau-tau aku sudah berada di bawah tempat tidur, dan berlianku masih disembunyikan Coach, tersimpan di dalam peti yang terkunci.

Kata Coach, aku bisa mendapatkan berlian itu dengan syarat mesti bisa membuka kunci itu dengan jurus-jurus sakti yang ditularkan oleh Coach.

Aku tabah dan sabar mempelajari jurusnya satu persatu
HINGGA bisa kubuka kunci peti itu. Dan kuraih berlianku. 

Perlahan namun pasti  aroma kebahagian mulai tercium. Semerbak dan mewangi membalut raga.

Kurasakan virusnya semakin menyebar dan terus menyebar mengalir ke seluruh tubuhku, menyelusup indah melalui pori- pori keceriaan.
Virus bahagia itu telah merasuk dalam jiwa,

Aku ikhlas dan pasrahkan hati di sini walaupun terjewer-jewer. 

#PolaHipnotik
#JW47
#MenulisItuSedekah
#MenebarVirusBahagia
#PadepokanJW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Merindukan Gang Iblis

By. Rien Sudah sangat lama kami meninggalkan tempat itu. Namun, seakan ada suara yang terus memanggil. Sebenarnya ada apa di gang iblis? Gan...