Minggu, 28 April 2019

Bangkitlah Perempuanku

Aduhai perempuanku
Begitu lembutnya tutur katamu
Sangat elok parasmu
lemah gemulai langkahmu

Katanya
Engkau tercipta dari tulang rusuk pria
Untuk disayang dan dimanja
Disanjung dan dipuja
Dilindungi dari sang durjana

Tapi permpuanku
Kenapa masih ada suprise untukmu?
Tiba-tiba tangan melayang diwajah lembutmu
Umpatan, makian dan hinaan menjadi sarapan harianmu

Bangkitlah perempuanku
Kuatkan dirimu
Jangan biarkan dirimu terjajah dan terhina
Jangan beri celah untuk dicela
Lawan ketidakberdayaan yang meninabobokanmu
Dengan ilmu engkau bisa 
mengembalikan derajatmu


Sabtu, 27 April 2019

Etiket Media Sosial


Perkembangan teknologi dapat memberikan dampak negatif dalam berbagai aspek kehidupan. Dari sisi hukum, penyalahgunaan teknologi dapat menjerat seseorang sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang nomor 19 tahun 2016 sebagai perubahan atas Undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Masih terdapat dampak lain termasuk dampak secara sosial.

Atas dasar itulah maka perlu diperkenalkan bagaimana etika dalam menggunakan internet serta penggunaan media sosial secara bijak. Dengan demikian, dampak negatif dari penggunaan internet dapat dihindari. Sehingga manfaat dari produk TIK dapat dirasakan secara optimal dalam berbagai aspek kehidupan.

Berikut enam hal yang pantang dilakukan di media sosial:

(1)  Memulai konflik. Perang kata-kata sangat mungkin muncul di media sosial dan sebenarnya hal ini cukup sering terjadi, contohnya saja perkelahian antar selebriti. Tapi kemudian apa yang terjadi? Mereka malah jadi bahan olok-olok pengguna media sosial yang lain, karena mengumbar perkelahian di forum umum.
(2)  Cerita masalah pribadi. Memang, saat ini media sosial dijadikan semacam buku harian untuk para pemiliknya. Tapi kita juga harus membatasi cerita masalah pribadi yang seperti apa? Terus-terusan bercerita soal kesedihan, kemarahan, atau mengeluh akan berbagai hal hanya akan membuat reputasi kita buruk.
(3)  Mengejek orang lain dan menyebut namanya. Lewat tag dan mention, kita bisa menyebut nama seseorang dan menuliskan pesan untuknya di muka umum. Tapi jika kita mengejeknya dengan harapan menjatuhkan reputasinya, artinya kita malah melakukan hal yang sama pada diri kita sendiri. Jika ada masalah, selesaikan secara langsung. Membawa permasalahan ke depan umum, adalah sikap yang kekanak-kanakan.
(4)  Menjelekkan orang lain tanpa menyebut nama. Ada juga orang yang terbiasa menulis “no mention”, tapi kemudian menjelek-jelekkan pihak tertentu. Hal ini juga sangat menganggu dan bisa merusak reputasi, karena orang lain akan melihat kita sebagai orang yang hanya berani bicara di belakang.
(5)  Berbagi foto pesta gila-gilaan. Kita mungkin dikenal sebagai si penggila pesta, tapi batasi juga penyebaran foto pesta gila-gilaan kita di media sosial. Bukan tidak mungkin, keluarga, sekolah, atasan, atau manajemen perusahaan melihatnya dan bisa mensalahartikan karena mereka tidak mengerti konteks dari foto kita.
(6)  Bersikap terlalu ekstrem. Sah-sah saja jika kita punya pandangan agama dan politik tertentu. Tapi bersikap terlalu ekstrem dengan mengagung-agungkan pendapat kita kemudian menjatuhkan opini orang lain, sama saja merusak reputasi diri kita sendiri.



Selasa, 09 April 2019

Sukses mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler



Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh para peserta didik di sekolah di luar jam belajar kurikulum standar. Di setiap sekolah biasanya memiliki sederet bidang kegiatan ekstrakurikuler yang bisa diikuti oleh peserta didik sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing. Bidang kegiatan Ekskul pada tiap-tiap sekolah berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada pada sekolah tersebut.





Pengertian ekstrakurikuler menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002:291) yaitu:”suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan peserta didik”.

Kegiatan ekstrakurikuler sendiri dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberi keleluasaan waktu dan memberikan kebebasan pada peserta didik, terutama dalam menentukan jenis kegiatan yang sesuai dengan bakat serta minat mereka.


Ada banyak pilihan bidang kegitan ekstrakurikuler yang bisa diikuti peserta didik seperti; Forum Studi Islam (FSI), Sanggar Konsultasi Remaja (SKR), Palang Merah Remaja (PMR). Karya Tulis Ilmiah Remaja (KIR), Pasukan Khusus Pengibar Bendera (PASSUSBRA), Patroli Keamanan Sekolah (PKS), Praja Muda Karana (PRAMUKA), Peserta didik Pencinta Alam (SISPALA), Keterampilan dan Kewirausahaan (KK), Kweek School Dance Musik & Ansambel (KSDMA), Kweek School Sinematografi Art Potografi (KSAP), Jurnalistik, Mading, English Club, Japanise Club, Bola Voli, Sepak Bola, Basket, Pencak Silat, dan sebagainya.


Kegiatan ekstrakurikuler tentu berbeda-beda jenisnya, karena banyak hal yang memang berkaitan dengan kegiatan peserta didik selain dari kegiatan inti. Dengan beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang ada, peserta didik dapat memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing. Beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan di sekolah dijelaskan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995: 3) sebagai berikut


Kegiatan Eksktrakurikuler di sekolah berfungsi sebagai wadah untuk menyalurkan hobi, bakat dan minat peserta didik secara positif dan terprogram yang diarahkan dan didampingi oleh guru pembimbing. Agar kemampuan dan potensi yang dimiliki peserta didik semakin terasah, meningkatkan daya kreativitas, memupuk jiwa sportivitas, dan meningkatkan rasa percaya diri.


Secara khusus kegiatan ektrakurikuler bertujuan untuk :


a. Menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik didik untuk mengembangkan potensi, bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan masyarakat.

b. Memandu (artinya mengidentifikasi dan membina) dan memupuk (artinya mengembangkan dan meningkatkan) potensi-potensi peserta didik secara utuh.

c. Pengembangan aspek afektif (nilai moral dan sosial) dan psikomotor (ketrampilan) untuk menyeimbangkan aspek kognitif peserta didik.

d. Membantu peserta didik dalam pengembangan minatnya, juga membantu peserta didik agar mempunyai semangat baru untuk lebih giat belajar.


Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

Fungsi kegiatan ekstrakurikuler menurut kajian Anifral Hendri (2008 : 2) adalah sebagai berikut :

a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memberikan ruang dan kesempatan kepada peserta didik untuk menjadi pribadi yang aktif dan produktif. Mereka disibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang positif, jadi sedikit banyaknya terhindar dari kegiatan yang negatif dan tidak bermanfaat.

b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik dan mengajarkan bagaimana bekerja sama dalam tim. Di Dalam kegiatan Ekstrakurikuler peserta didik akan berhungan dan berinteraksi dengan peserta didik lain di bidang masing-masing, mereka akan belajar bagaimana berkomunikasi sesama anggota ekskul dan bagaimana memecahkan masalah yang terjadi serta di kegiatan Ekskul mereka melatih rasa percaya diri.

c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bisa menghilangkan kejenuhan dari kegiatan belajar rutin.

d. Manajemen Waktu, dengan melakukan kegiatan yang padat antara belajar akademis di lokal dan kegiatan ekstrakurikuler peserta didik belajar bagaimana mengatur waktu dengan sebaik-baiknya.

Dari tujuan dan fungsi kegiatan ekstrakurikuler di atas jelaslah bagi kita bahwa kegiatan ekskul sangat bermanfaat bagi peserta didik dan sangat menunjang buat menggapai prestasi akademis.

Kalau peserta didik fokus dan tekun mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, mereka akan bisa menabur prestasi lewat kegiatan yang diikuti, bisa mengharumkan nama sekolah di tingkat kota, provinsi bahkan di tingkat nasional.

Tapi terkadang kegiatan ekskul ini menjadi dilema bagi peserta didik, karena hanya fokus di ekskul peserta didik lengah dan mengabaikan tugas utamanya sebagai seorang pelajar. Sering meninggalkan ruangan belajar, tugas-tugas dari guru bidang studi terabaikan, dan tidak fokus belajar di lokal. Akibatnya mempengaruhi nilai harian dan bahkan nilai rapor.

Sejatinya peserta didik harus bisa menyeimbangkan antara pembelajaran wajib dengan kegiatan ekstrakurikuler. Peserta didik boleh aktif di ekskul tapi juga tetap fokus dan serius mengikuti pembelajaran di lokal.

Jadi supaya bisa berprestasi di pembelajaran dan kegitan ekskul peserta didik mesti pandai-pandai mengatur waktu dan strategi.

Berikut beberapa tips agar peserta didik bisa sukses di kegiatan ektrakurikuler:

1. Atur waktu dengan sebaik-baiknya


Waktu laksana pedang, jika kita tidak mampu memanfaatkannya, maka waktu itu sendiri yang akan menebas kita. Jadi aturlah waktu dengan sebaik-baiknya, kapan waktunya belajar dan kapan waktu untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Jangan sampai semua waktunya tercurah hanya untuk kegiatan ekstrakurikuler saja.

2. Pilihlah ekskul sesuai dengan bakat dan minat


Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya untuk sekedar ikut-ikutan teman dan menjaga gengsi saja, tetapi kita benar-benar menjalaninya sesuai dengan bakat dan minat yang kita miliki. Karena kalau hanya sekedar ikut-iktan dan kita tidak mempunyai bakat dibidang yang dipilih tersebut hasilnya juga tidak maksimal. Waktu habis, tubuh lelah tetapi tidak membuahkan hasil. Sebaliknya kegiatan yang diikuti tersebut sesuai dengan hobi, maka kita akan enjoy dan tekun menjalaninya, dan insyaallah prestasi akan mengikuti.

3. Konsisten

Konsisten di sini adalah fokus. Walaupun kita aktif di kegiatan ekstrakurikuler, namun kita tetap menomorsatukan pembelajaran di lokal, tetap serius dalam mengikuti pembelajaran dan mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru tepat pada waktunya. Jangan sampai terbalik kegiatan ekstrakurikuler sebagai prioritas utama.

4. Disiplin

Orang-orang yang sukses adalah mereka yang disiplin. Disiplin adalah mengikuti atau menjalani sesuatu sesuai dengan aturannya. Disiplin mengikuti pembelajaran di lokal dan disiplin menjalani kegiatan ekskul yang sudah dipilih.

Demikianlah beberapa tips untuk sukses dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Semoga suskses dibidang ekskul yang sudah dipilih dan jangan lupa bagaimanapun belajar adalah prioritas utama bagi seorang pelajar.

Keberhasilan seorang peserta didik dalam kegiatan Ekstrakurikuler juga tidak terlepas dari bimbingan dan motivasi dari orang-orang yang ada disekitarnya seperti orang tua dan guru.

Kalau anak saja yang aktif tapi tidak didukung oleh orang tua dan guru maka hasil yang dicapai peserta didik tidak maksimal.

Sebagai orang tua atau guru ada beberapa dukungan yang bisa kita berikan kepada peserta didik dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, di antaranya adalah:

1. Memotivasi

Orang tua atau guru sebaiknya terus memotivasi peserta didik untuk aktif berkarya dan sungguh-sungguh mengikuti kegiatan ekskul supaya berhasil di bidang ekskul masing-masing. Dukungan yang diperlukan peserta didik bukan dukungan materi saja tetapi yang lebih utama adalah dukungan moril.

2. Memberikan fasilitas yang memadai

Fasilitas adalah salah satu faktor yang menunjang keberhasilan peserta didik di kegiatan ekskul. Fasilitas tersebut tidak selalu dan harus mahal, tetapi setidaknya bisa digunakan untuk membantu peserta didik mengembangkan kreatifitasnya.

3. Memberikan penghargaan

Pujian adalah salah satu bentuk penghargaan kita atas prestasi peserta didik. Dengan memberikan pujian peserta didik merasa di hargai dan semakin termotivasi untuk meraih prestasi.

Apabila bakat dan minat peserta didik sudah tersalurkan diwadahnya dalam kegiatan ekstrakuriukuler dan disiplin dalam mengikuti kegiatan tersebut serta mendapatkan dukungan yang penuh dari orang tua dan guru, insyaallah peserta didik akan berhasil sukses di bidang ekskulnya masing-masing.






 

 .






Senin, 08 April 2019

Rumah Tua

Rumah ini terlalu renta untuk ku ajak bercengkrama atau sekedar untuk menyibak kenangan. Kenangan masa kecilku terpendam di sini. Banyak cerita yang terukir di setiap  helaian dedaunan yang rimbun melingkari bangunannya.

Tempat berteduh yang dulu kokoh, sekarang mulai rapuh, lapuk dimakan usia. Seiring dengan berpulangnya nenek menghadap illahi, perlahan rumah ini juga kehilangan rohnya. Tak ada lagi keceriaan di sini. Hanya rumah kosong dan kesepian yang kutemui di setiap ada kesempatan untuk pulang. 

Dulu...dulu sekali...di masa kecil, hampir di setiap liburku, dihabiskan di sini. Liburan ke rumah nenek adalah suatu moment yang selalu ditunggu. Lingkungannya yang asri, udaranya yang sejuk dan beraneka tanaman buah-buahan yang ada di sekeliling rumah bersahut-sahutan memanggilku untuk pulang kampung. 

Nenek sangat rajin bertanam. walaupun hidup sendiri di kampung, tidak mengurangi semangat nenek mengayun cangkul dan menanam buah-buahan dan tanaman lainnya, ada tanaman tua seperti kelapa, rambutan, durian, jambu, alpokat, cengkeh, duku, dan sebagainya. Tanaman muda juga banyak seperti pisang, terong, rimbang dan sayur-sayuran lainnya.

Disamping bertaman nenek juga suka memelihara ikan. Kami sering diajak nenek memancing ikan di kolam ikan yang tidak terlalu jauh dari rumah. Butuh waktu sekitar sepuluh menit sampai di sana dengan menurungi tebing yang kalau hujan turun jalannya agak licin yang menyebabkan agak susah buatku untuk turun. Begitu mengesankan saat-saat itu, sungguh bahagia apabila ikan nyangkut di mata kail, dengan semangat dan bersorak kegirangan aku mengangkat tinggi-tinggi pancinga tersebut dan melihatkan ke nenek ikan yanng aku dapat.

Terkadang kami juga masuk dan mencebur ke dalam kolam dan berburu ikan dengan menggunakan tangguk. tangguk adalah jaring berbingkai untuk mengkap ikan. Kami juga sering mengumpulkan siput yang menempel pada daun kelapa  atau yang menempel pada kayu dan patahan ranting pohon yang jatuth ke kolam.

Hasil tangkapan di bawa pulang, ikan digoreng kering dicampur dengan terong dan sedikit jengkol yang diambil juga dari kebun. kemudian siput digulai dengan daun singkong serta daun katuk. Hmm....begitu nikmatnnya makan dari hasil tangkapan sendiri. 

Tapi masa itu sudah lama berlalu. Nenek sudah tiada dan rumah kenangan itu juga sudah menua. Rumah gadang yang perlahan mulai runtuh dan atapnyapun sudah hilang satu persatu.  Namun bermacam tanaman buah-buahan yang ditanam nenek masih kokoh berdiri, menjadi saksi bisu kecerian masa kanak-kanakku dan kebahagianku bersama nenek tercinta. 

Rumah tua itu sudah lapuk namun kenanganku di sana tak pernah lapuk walaupun tahun terus berganti dan zamanpun berubah.

Minggu, 07 April 2019

Semangat Literasi

       


Salam Literasi
        Dongeng yang sering dibacakan ayah sebagai pengantar tidur semasa kecil mengawali kecintaan saya pada buku dan membuat saya gemar membaca. Cerita sebelum tidur tersebut menjadi kegiatan rutin di keluarga kami, ayah dan ibu dengan sabar membacakan cerita untuk kami anak-anaknya sampai kami terlelap dan melanjutkan cerita di alam mimpi walau dari raut wajah beliau terlihat rasa lelah oleh aktivitas siang hari.

         Di pojok rumah kami yang sederhana terdapat rak buku yang tersusun dari koleksi buku-buku milik ayah dan ibu beraneka judul, berhubung ayah adalah seorang guru Madrasyah Aliyah maka buku keagamaan yang menjadi dominasi koleksi buku kami. Koleksi buku di rak terus bertambah setiap bulannya karena ayah juga seorang pecinta buku dan sering menghabiskan waktunya untuk membaca. Ayah pun ingin menularkan kegemarannya membaca kepada anak-anaknya. Kami sering mendapat hadiah buku dari ayah bila kami mendapatkan prestasi tertentu dari sekolah dan ayah juga rutin membelikan kami majalah anak-anak setiap minggunya seperti majalah bobo, ananda dan majalah sahabat. Waktu itu saya paling suka membaca kisah-kisah nusantara dan frofil siswa berprestasi.

        Seiring dengan perkembangan usia, saat remaja saya mulai melirik novel dan majalah remaja. Novel detektif dan roman percintaan menjadi bacaan favorit saya. Di usia remaja juga keinginan menulis mulai muncul dan diaripun adalah tempat pertama bagi saya untuk menorehkan rangkaian kata dan menjadikannya menjadi sebuah puisi. Yach… menulis puisi adalah cara saya mengungkapkan perasaan dan semua kegalauan yang dialami sehari-hari. Terkadang juga saya iseng mengirimkan puisi-puisi tersebut ke media cetak. Salah satunya adalah ke surat kabar Canang. Puisi pertama saya yang diterbitkan oleh surat kabar Canang adalah puisi yang berjudul Tekatku. Selain menulispuisi sekali-sekali saya juga menulis artikel dan saya kirim ke surat kabar daerah dan koran kampus. kadang dimuat tapi ada juga yang tidak dilirik. Senang tak terkira tatkala tulisan saya terpajang di halaman surat kabar, sungguh bahagia rasanya mendapatkan honor dari artikel yang dimuat media, alhamdulillah walaupun honornya tidak seberapa tetapi sangat memotivasi saya untuk terus menulis. Di kampus saya juga sering menitipkan tulisan di tabloit Ganto, nama tabloit kampus saat itu.
   
        Untuk mengasah kemampuan di dunia tulis menulis ini pada tahun 1994 saya mengikuti pendidikan dasar jurnalistik yang diselenggarakan oleh unit kegiatan komunikasi dan penerbitan kampus (UKKPK) salah satu unit kegiatan kampus IKIP Padang yang saya ikuti semasa mahasiswa. Banyak ilmu dan trik menulis yang saya dapatkan dari diklasar ini, tetapi karena waktu itu sedang banyak-banyaknya tugas kuliah maka ilmu yang saya dapatkan tersebut belum semuanya bisa saya terapkan karena tidak bisa fokus, hanya puisi yang masih rutin saya tulis.

        Dengan perkembangan teknologi saat ini, banyak tempat yang menjadi wadah kita untuk menulis, kita bisa menulis di web, di blog dan media-media sosial yang semakin menjamur. Dan dari media sosial kita  banyak mendapatkan informasi tentang dunia tulis menulis dan banyak artikel dan kisah-kisah bagus yang bisa kita baca. Kita juga bisa mengikuti kelas menulis online.  Wadah- wadah tersebut memicu kembali semangat menulis yang sempat terhenti, seolah menjadi gerbang untuk kembali aktif dalam dunia merangkai aksara. Alhamdulillah satu buku sudah  diluncurkan, insyaallah akan menyusul buku yang kedua.

           Tak ada kata kenal lelah untuk terus menambah wawasan di dalam dunia literasi. Selalu sabar menyebarkan virus membaca ke anak-anak di rumah dengan menyediakan buku-buku bergizi untuk mereka baca dan menjadi santapan harian mereka. Tiada hari tanpa membaca dan menulis.

Semangat membaca
Semangat menulis
Salam literasi
       
Koleksi Pribadi


Workshop Sagusaku (Satu Guru Satu Buku)

           Di media sosial juga saya kenal dengan IGI, dan sering mengikuti perkembangan kegiatan yang dilaksanakan oleh IGI khususnya IGI Wilayah Sumbar, melalui group IGI saya mendapatkan informasi tentang kegiatan Sagusaku (satu guru satu buku) yang sedang berlangsung sekarang. Sagusaku adalah kegiatan kedua worshop IGI yang saya ikuti, sebelumnya beberapa bulan yang lalu saya juga mengikuti workshop Sagusamik (Satu guru satu samik) yang sangat bermanfaat diterapkan dalam proses belajar mengajar.
           Workshop Sagusaku bertujuan memberikan pelatihan kepada guru yang berminat untuk menulis buku dan trainernya membimbing guru peserta sagusaku sampai buku itu terbit. Workshop yang dilaksanakan pada tanggal 6-7 Juni dengan Nara sumbernya adalah Bapak Edi Sutarto Masternya Sagusaku, penulis buku best seller Pemimpin cinta dan Ibu Noerbat Ketua IGMP Pusat Bahasa Indonesia.

           Beruntung sekali  bisa ikut workshop ini, selain nara sumbernya yang super keren semua  pesertanya juga penuh semangat dan antusias, walau acaranya  belum dimulai tapi aura literasinya sudah mulai terasa yang membuat saya semakin termotivasi mengikuti kegiatan ini. Mudah-mudahan kegiatan ini menjadi gerbang bagi untuk kembali terjun ke dunia tulis menulis dan menuntaskannya menjadi sebuah buku.

Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin…..

Bersama Bapak Edi Sutarto Masternya Sagusaku, penulis buku best seller Pemimpin cinta


Sagusator memang cetar membahana
(Workshop Sagusator "Satu Guru Satu Editor")
24/25 Desember 2017

        Mengawali libur semester kali ini kami mengikuti Worshop Sagusator ( Satu Guru Satu Editor ) yang dipelopori oleh IGI KOta Padang yang diketuai oleh ibu Yossi Shandra. Worshop Sagusator dilaksanakan selama dua hari
yakni pada hari Minggu dan Senin tanggal 24/25 Desember 2017 bertempat di plasa Telkom Padang yang kebetulan juga sebagai sponsor kegiatan ini.
Workshop Sagusator dibuka secara resmi oleh Sekretaris Wilayah IGI Sumbar bapaak Ramadhan Fitria.
        Menurut Ramadhan Workshop sagusator ini adalah sagusator perdana di Sumatera Barat.
Menurut ibu Yossi yang juga bertindak sebagai Ketua pelaksana Wokshop, kegiatan ini diikuti oleh 45 orang peserta dan panitia yang terdiri dari guru dan dosen dari berbagai jenjang pendidikan yang yang ada di wilayah Sumatera Barat dan Riau. Peserta bukan saja mereka yang sudah menulis buku tetapi juga boleh diikuti oleh calon penulis dan yang berminat dalam dunia kepenulisan.
Nara sumber pada workshop ini adalah Bapak Susrizal KW wartawan senior, direktur Harian Padang Ekspres sekaligus Direktur penerbit Kabarita di kota padang, dan Bapak Gus TF Sastrawan senior putra Payakumbuh.
        Pada Workshop ini kita belajar seputar dunia kepenulisan, cara mengedit buku dan penerbitan.
Pada Hari pertama dari Bapak Yusrizal KW materinya tentang seputar dunia penerbitan, seperti mengenal dunia penerbitan, tugas penerbit, serta buku da ISBN.
Bersama bapak Gus TF kita belajar membedakan beberapa jenis karya tulis, seperti artikel, essai, opini, puisi, cerpen dan sebagainnya. Bapak GuS TF juga menjelaskan bagaimana cara mengedit setiap karya tulis tersebut dengan mencoba mengedit karya tulis yang sudah dibuat oleh peserta Sagusator.
       Materi terakhir pada workshop ini adalah kami belajar membuat profosal buku atau karya tulis yang lainnya untuk diajukan ke penerbit agar diterima oleh penerbit tersebut.
Banyak ilmu baru yang kami dapat pada workshop Sagusator ini yang akan mendukung untuk menulis buku, mengeditnya sampai pada penerbitkannya. Waktu yang dua hari sangatlah kurang, mudah-mudahan ada kegiatan-kegiatan sejenis yang dilaksanakan oleh IGI kota atau kabupaten ataupun IGI Wilayah Sumbar berikutnya. 

Workshop Sagusator sungguh cetaaaar…..

Salam Literasi.




Pisau Lidahmu

Ketika tajamnya pisau lidahmu itu lebih tajam dari pisau dapur. Sangat menyakiti menghujam jantung. Fitnah yang dilontarkan dan disebarkan sungguh kejam menyakiti lahir dan batin
Hanya diam, diam dan diam.....
Bersabar dan terus bersabar, dengan sabar yang tidak bertepi
Ikhlas dan ikhlas dengan segala kelapangan hati menerima ujian itu dan tak putus beristigfar. Itu sebuah kekuatan yang Allah rahmatkan untuk teguran ini. Smoga dosa terampuni dan tidak terjerumus lagi dari fitnah apapun.
Siapapun dia yang sudah memfitnah smoga juga diberi rahmat oleh Allah
Ingatlah bahwa "...fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan...".

Kamis, 04 April 2019

Senandung Rintikku

Rintikku tak pernah sepi bersenandung
ada kisah di setiap bulirnya yang jatuh
Kisah yang tidak dimengerti oleh sang mendung
atau tidak dipahami oleh angin yang bergemuruh

Rintik yang mendesah tak pernah bosan bersenandung

ratapnya mampu mengoyak-ngoyak sanubari hingga luluh
patahan ranting yang menguning menyapa jiwa yang murung
jiwa yang berkelana mencari tempat tuk berteduh

Rintik yang jatuh mengingatkanku pada sebuah kidung

untaian kata yang tak pernah disenandungkan oleh jiwa nan rapuh
dan tak sempat dikabari oleh merdunya kicauan burung
sementara rintik terus bersenandung tentang kisah yang tak bisa kusentuh

Rintikku setia bersenandung

asaku kian bergelora mengurai peluh
aku terperangkap, hatiku terpasung
pada kisah yang tidak kunjung berlabuh💟




 

Merindukan Gang Iblis

By. Rien Sudah sangat lama kami meninggalkan tempat itu. Namun, seakan ada suara yang terus memanggil. Sebenarnya ada apa di gang iblis? Gan...