Minggu, 26 Mei 2019

TERJERAT

Kalau sudah terjerat begini, aku harus bagaimana?

Sungguh aku tak biasa tanpa sapaanmu yang hadir setiap pagi. Senyum lembutmu yang menggetarkan sukma berpacu dengan sang mentari yang menebarkan keindahannya. Aku terjerat oleh pesona yang engkau tebarkan dan tak mau lepas lagi, walau beribu tikus sawah saling tindih menindih mencoba memutuskan jeratannya dan mengerogoti setiap buhulnya. Sang tikus gagal menuntaskan hasratnya. Tubuhnya jungkir balik  melawan virus yang sudah tersebar dengan rata di seluruh urat nadiku.

Jeratanya begitu kuat, aku terperosok ke dalamnya. Kupasrahkan ide kreatifku bercengkrama dalam pengaruh hipnotisnya.  Kubiarkan tubuh ini meluncur berkelana menjelajahi alam kata dan mengumpulkan akasara yang berserakan dan membingkainya dalam satu ungkapan cinta. Cintaku padamu Kampus JW

Jerat-jerat biru itu terus menuntunku untuk  untuk terus memainkan jemari, Mengukir kata demi kata dan meramunya agar lezat dan memikat . Jemari yang kadang merajuk tak mau berselancar. Namun virus yang kamu sebarkan setiap pagi mampu menggelitik sang jemari bangkit dari tidur pulasnya.
Walau telah kubuka semua jeratan yang melingkari tubuhku, tapi virusnya sudah terlanjur tersebar merubah warna darahku menjadi pelangi. Jurus-jurusmu mampu menohok setiap persendianku.

“Kamu jangan malas, ayo mulai beraksi, praktekkan jurus-jurus yang sudah aku berikan!”. Teriak dosen El di suatu pagi.

“Jika kamu cemas dan banyak mikir, maka otak kreatifmu parkir. Imajinasi dan idemu mangkir serta naluri menulismu terkilir. Mau?”

Suara Pak dosen yang menggelegar membuatku tersentak dan mengagetkanku dari lamunan.
“Ngga mau Pak dos” Jawabku sambil merapikan kerudung warna merah muda yang hampir terbang karena kaget oleh suara Pak dosen.

“Begini sahabat”, Suara dosen El mulai melunak.
“Saat pertama menulis, menulislah dengan cepat, spontan dan penuh suka cita, agar otak kanan dan otak kreatifmu optimal. Agar imajinasi dan idemu mengalir lancar. Agar naluri menulismu merekah dan tajam”.

Aku mangut-mangut berusaha memahami apa yang disampaikan dosen El.

“Agar lebih lihai, saya berikan satu pola ya”.

Selama ini, aku merasa…sedangkan kamu…..akhirnya….

“Tuliskan saja apa yang kamu fikirkan, jangan takut salah, ini bukan UNBK” kata dosen El
Seluruh gen JW mulai memainkan otak kreatifnya.

“Ijin dulu sholat dzuhur Pak Dos, mudah-mudahan selesai sholat idenya langsung berjatuhan dari langit ke 7”, bunda Hamidar pamit meninggalkan kelas.

Bunda Marsilah, menuliskan rangkaian katanya di papan tulis.

“Selama ini aku merasa dipermainkan oleh keadaan, hingga aku merasa diriku tak berguna, sedangkan ada keinginan dalam hatiku untuk bangkit, akhirnya kuberanikan diri untuk berdiri dan melangkah menggapi cita-citaku”.

“Baguuuuuus nih, lanjuuut! “. Dosen El memberi semangat.

“Pola tadi saya buat untuk membantumu agar tulisanmu lezat”.

Gen JW semakin terpompa semangatnya dan terus berlatih meramu kata menjadi lezat dan memikat siapapun yang membacanya.

Aku mulai mencoret-coret kertasku, memainkan jemari mengikuti pola yang telah disuguhkan dosen El tadi.

“Selama ini aku merasa kamu mengabaikanku, meninggalkanku dan melupakan semua kisah tentang kita, sedangkan kamu terus mencariku tanpa aku sadari. Akhirnya secarik kertas itu kembali mempertemukan kita”.

“ Mau tidak saya bisikin rahasia lain agar tulisanmu lebih kreatif?

“Mau Pak dos”, aku bergegas menjawab. Takut nanti Pak dosennya berbah pikiran.
Pada pertemuan kali ini kita akan belajar jurus-jurus yang membuat tulisanmu akan selalu dirindukan pembaca. Yuk berdo’a dulu dan bertanyalah!

 “Apa saja jurusnya Pak dos?” Tanyaku dengan lutut yang masih gemetaran efek kaget tadi.

“Tuh baca di papan tulis, jangan melamun saja……

Pandanganku beralih ke depan, berusaha memahami satu persatu jurus yang telah disajikan Pak dosen.

Agar Jenial tulisanmu harus:
o  Usil
o  Peka
o  Ngulik
o  Menggali dengan kompetensi
o  Berani mengeskpresikan
o  Memperbaiki kualitas diri

“Nah sekarang silahkan berlatih lagi, tuangkan seluruh idemu, jangan ragu-ragu menuliskan apa yang terasa, tanpa takut salah dan banyak mikir, kebanyakan mikir nanti otakmu mangkir”. Dosen El memberi instruksi. Silahkan berpasangan ya….

Kelas menjadi riuh mencari pasangan masing-masing. Saling berpacu beradu imajinasi dan memainkan kata-kata mempraktekkan jurus yang diberikan Pak dosen.

Suasana begini makin membuatku terjerat dan terpikat, belajar tanpa beban dan semua mengalir apa adanya.
Tikus-tikus sawah terduduk lesu di sudut kelas. Patah hati karena gagal memangkas habis jeratan yang melilit tubuhku.

Sungguh kampus JW semakin menjeratku. Salahkah kalau aku terjerat?

#JeniusWriting
#JW44
#menulisitusedekah
#virusbahagia



Jumat, 24 Mei 2019

***Ramadhan Terindah***



Alhamdulillah dengan izin Allah kita bertemu lagi dengan bulan nan suci, bulan Ramadhan yang dinanti. Bulan yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang selalu diindukan oleh berjuta umat Islam di seluruh penjuru dunia.

Ramdhan selalu memberikan kedamaian, kenyamanan dan kesejukan hati. Hati yang lelah dengan rutinitas kehidupan dunia yang rumit, hati yang menjerit oleh kejamnya ketidakadilan yang terjadi di depan mata. Hati yang suntuk karena mungkin jarang mengadu kepada Allah.

Ramadhan datang sebagai penawar, memberi kesejukan, laksana padang gersang yang mendapatkan rintikan air hujan. Menjadi pelepas dahaga bagi siapa saja yang dilanda kekeringan dan merasa kehausan.

Sungguh indahnya hari-hari di bulan Ramadhan yang kita rasakan. Bangun untuk sahur bersama keluarga tercinta dengan melawan rasa kantuk yang mengusik. Menyantap makanan dengan lahap hidangan sederhana yang disajikan. Segelas air putih hangat yang dituangkan dengan cinta kasih menambah keberkahannya. Dilanjutkan dengan buka bersama yang menambah kebersamaan dalam keluarga. Rasa syukur yang tidak ada hentinya atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
 “Maka Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang ”Kamu Dustakan?”

Ramadhan adalah bulan yang istimewa. Banyak kegiatan amaliyah Ramadhan yang bisa kita lakukan untuk mengisi Ramadhan, seperti, Tadausan, melaksanakan pesantren Ramadhan, menyediakan takjil atau menu buka untuk masyarakat yang membutuhkan, memperbanyak sedekah, kunjungan ke panti jompo atau panti asuhan, memberikan zakat dan perbuatan-perbuatan terpuji lainnya.

Kita semarakkan rumah dan masjid-mesjid denga lantunan Ayat-ayat suci Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan akan mendapatkan pahala yang berlipat nilainya. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut. Satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan”.

Di balik nikmatnya Ramadhan kadang kita juga mersakan godaan-godaan yang bisa merusak ibadah puasa, seperti menjalankannya dengan lesu dan tidak bersemangat, perasaan sedih atau marah yang disebabkan oleh sesuatu yang tidak disukai. Pengaruh cuaca yang sangat terik yang membuat rasa lapar dan haus menjadi terasa berat.

Semua rasa sulit itu adalah ujian dari Allah. Karena sayangnya maka Allah memberi kita ujian. Apakah dengan ujian itu kita berhak untuk naik ke level derjat takwa yang lebih tinggi. Semua ujian itu mesti kita lalui dan lewati dengan penuh kesabaran.

“Sungguh, kami menciptakan manusia berada dalam susah payah”. (QS.90.Balad 4)

Selain kebahagiaan menjalankan ibadah, rupanya ada kebahagiaan lain yang dirasakan saat bulan puasa. Salah satunya adalah kebahagiaan saat mendapatkan anggota baru dalam keluarga, yakni kelahiran buah hati.
Pada Ramadhan lima tahun yang lalu, aku mendapatkan keberkahan yang luar biasa. Allah memberikan hadiah yang tidak terkira nilainya. Tepat di pertengahan Ramadhan Anak kelimaku lahir meramaikan hiruk pikuknya dunia. Sungguh indah waktu yang ditetapkan Allah untuk kelahiran putra bungsu kami tersebut.
Awalnya perkiraan dokter anakku akan lahir pada malam takbiran, masih ada waktu dua minggu lagi untuk mempersiapkan kelahirannya. Namun Qadratullah, sebelum sahur aku merasakan perutku mules banget. Seperti mau melahirkan sakitnya. Padahal semalam aku konsultasi dengan dokter, dan saat itu belum ada tanda-tanda mau melahirkan.
Sakit yang aku rasakan sudah satu kali lima belas menit intervalnya. Tapi masih pergi juga ke sekolah untuk menunaikan tugas seperti biasanya, karena merasa belum saatnya untuk melahirkan. Walaupun begitu di dalam tas, aku menyiapkan satu sarung dan satu stel baju ganti. Seandainya sakitnya bertambah hebat maka aku akan langsung saja pergi ke rumah bersalin.
Aku tetap mengajar seperti biasa. Disaat rasa sakitanya datang, aku berhenti dulu menerangkan. Jika sakitnya hilang dilanjutkan kembali, begitu seterusnya sampai tiga kelas hari itu.
Hari semakin siang, dan ternyata mulesku juga semakin hebat, sudah sekali sepuluh menit rentang waktunya. Aku putuskan untuk pulang dulu ke rumah dan menyiapkan segalanya. Aku sudah terbungkuk-bungkuk berjalan, menahan rasa sakit yang sangat luar biasa. Bibirku tak henti melafazkan kalimat dzikir. Alhamdulillah dengan untaian kalimat dzikir tersebut aku merasa lebih tenag menghadapinya.

Sampai di rumah ternyata papanya anak-anak lagi keluar, tidak bisa dihubungi karena telepon selulernya ketinggalan di rumah. Sambil menahan sakit dengan sabar kutunggu papa anak-anak pulang. Akhinya beliau pulang di saat buka. Setelah suami datang, tanpa pikir panjang kami langsung menuju rumah bersalin yang jaraknya sekitar 30 Km dari rumah, dengan membawa bekal seadanya untuk buka suamiku. Sepanjang perjalanan sakit yang kurasakan semakin menjadi-jadi.
Sampai di rumah bersalin, aku langsung diperiksa perawat, dan ternyata sudah pembukaan tujuh, maka perawat langsung menyuruhku masuk ke ruang bersalin. Alhamdulillah dengan pertolongan dokter yang baru selesai melaksanakan solat tarawih di masjid, putraku yang ganteng lahir dengan selamat. Ungkapan rasa syukur yang tidak terhingga atas kebesaran illahi ini.
Ramadhan saat itu juga adalah Ramadhan yang lumayan berat untuk kulalui dan jalani. Melaksanakan ibadah puasa dengan sedikit tertatih, ditengah keadaan yang sedang hamil tua dan mesti bolak-balik setiap hari ke tempat tugas yang jarak tempuhnya lebih kurang satu jam perjalanan dari rumah.

Saat itu mama tercinta juga lagi kurang baik keadaannya, sudah empat bulan tidak bisa jalan, mama hanya bisa terbaring tidak berdaya karena sakit syaraf terjepit yang beliau derita.Walau hati sangat galau dan merasa sedih dengan keadaan mama seperti itu, namun aku jalani semuanya dengan penuh kesabaran, ini adalah kehendak Allah dan Allah tidak akan memberi cobaan diluar batas kemampuan kita. Di balik kesusahan dan kesulitan yang aku alami ada berkah yang begitu besar dari Allah SWT, yang tidak ternilai harganya, dan tidak bisa digantikan dengan apapun jua. Kuberi nama putraku dengan nama Muhammad Alvin Ramadhan. Sekarang sudah lima tahun berlalu Alvin sudah mulai belajar berpuasa. Semoga dia menjadi anak ya g soleh dan berbakti kepada kedua ora g tua. Aamiin.


Rindu Ramadhan


Ramadhan datang lagi
Bulan yang dinanti kehadirannya
Bulan yang selalu dirindukan umat islam di seluruh penjuru dunia
Kusambut dengan penuh suka cita
Kupeluk dan kudekap dengan eratnya

Ramadhan....
Sungguh aku rindu
Rindu semaraknya lengkingan suara anak-anak yang membangunkan sahur
Rindu akan lantunan gema wahyu illahi yang bersahutan dimesjid-mesjid 

Setiap insan membasahi bibirnya dengan kalimat dzikir 
Setiap rumah diramaikan oleh lantunan ayat suci
Semua menjaga hati menjauhkan dari duri

Ramadhan bulan nan suci
Janganlah bergegas pergi
Menetaplah lebih lama lagi
Bersamamu aku ingin menggapai cinta illahi

Ramadhan bulan bertabur pahala
Begitu indah kehadiranmu
menyejukkan hati nan risau
Jangan sampai ada waktu yang terlewat untuk memujamu

Ramadhan bulan maghfirah
Bersimpuh dan bersujudlah
Memohon ampun kepada Allah
Atas semua dosa dan khilaf

Rabu, 22 Mei 2019

Selimut duka negeriku


Di bulan nan suci
Darah merah berserakan di negeri yang kita cintai ini
Kekerasan
Kerusuhan
Kerusakan
Terjadi bagai mimpi

Suara tembakan bersahut-sahutan
Korban-korban berjatuhan
Jiwa yang malang penuntut keadilan
Kenapa mesti ada pertumpahan darah?

Tidak sadarkah engkau
Sasaran pelurumu adalah saudaramu sendiri
Saudaramu seiman
Saudara sebangsa

Ya Allah....
Apa yang terjadi dinegeri yang elok ini?
Kenapa Ramadhan nan suci ini ternoda oleh tinta darah?
Mohon ampunanmu Ya Rabb
Atas semua salah dan dosa kami

ya Rabb....
Hanya kepadaMu kami serahkan nasib negeri ini
Lindungi saudara kami yang sedang berjuang
Selamatkan mereka ya Allah
Berilah petunjuk dan hidayahmu
Untuk kedamaian negeri ini

Sabtu, 11 Mei 2019

Minta Maaf

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Dalam bergaul kadang tanpa sengaja bisa saja kita berbuat salah, yach...namanya juga manusia biasa ya, .makhluk Allah yang tidak sempurna tidak terlepas dari salah dan khilaf, walaupun kita sudah berhati-hati dalam berbicara dan bersikap, namun kadang kita tergelincir juga, tanpa disadari ada yang terluka dan tersakiti akibat omongan atau sikap kita.

Nah, setelah kita menyadari telah melakukan suatu kesalahan dan kita telah membuat masalah, apa yang kita lakukan? berdiam dirikah? berlalu begitu saja dan membiarkan maslah itu tergeletak begitu saja?

Kalau kita merasa sudah melakukan suatu kesalahan, janganlah gengsi untuk minta maaf kepada siapa kita berbuat salah. Jadilah orang yang ksatria dan sportif, berani mengakui kesalahan. Berani berbuat, harus berani bertanggung jawab. Berani mengakui kesalahn dan berjanji untuk tidak melakukan kesalahan yang sama lagi, walaupun kita berbuat salah kepada orang yang lebih kecil dari kita sekalipun, tidak akan jatuh harga diri kita atau menjadi hina kita karna minta maaf, sebaliknya kita akan dihargai oleh orang lain
.
Terkadang fakta yang banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari setelah berbuat salah, bukannya minta maaf, malah kita melemparkan kesalahan tersebut kepada orang lain.. Kita yang teledor malah orang lain yang tidak tau apa-apa yang kena getahnya, seoalah mau mencuci tangan dengan cara menyalahkan orang lain

Marilah belajar untuk saling mengerti dan menghargai. Tanpa adanya saling menghargai keharmonisan dalam pergaualan akan terganggu dan efeknya biisa membuat cacat suatu hubungan sosial..Kalu salah minta maaflah, jangan lemparkan kesalahan pada orang lain

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹



Jumat, 10 Mei 2019

Keagungan sebuah Persahabatan


Dalam hidup ini kita tidak bisa hidup sendiri. Sesukses apapun kita, pasti juga membutuhkan orang lain untuk mendampingi kita, membantu pekerjaan atau sekedar menemani ngobrol berbagi cerita. Tanpa adanya bantuan orang-orang di sekeliling kita, kita bukanlah siapa-siapa dan tidak ada apa-apanya. Jadi sangat penting bagi kita bersosialisasi dengan lingkungan.

Kita bisa bergaul dengan siapa saja, yang kita anggap baik dan bisa membawa kita ke arah yang positif . ada banyak yang bisa kita sebut sebagai kenalan atau teman, tetapi butuh proses untuk bisa menjadikanya sebagai teman baik atau sahabat. Di antara beribu teman yang ada di dunia ini, barangkali kita hanya menemukan beberapa orang teman saja yang benar-benar cocok dengan jiwa kita, karakter dan sifat kita yang bisa kita jadikan sebagai sahabat. Jadi jika kamu menemukannya, jangan sia-siakan. Karena sesungguhnya kamu sangat beruntung.

Memiliki seorang sahabat sejati adalah dambaan setiap insan. Sahabat adalah saudara, sahabat adalah orang yang bersedia mendengarkan keluh kesah kita yang kadang dilanda kegalauan. Sahabat setia mendampingi kita dalam suka dan duka, tempat berbagi tangis dan tawa. Bersama seorang sahabat kita bisa melakukan apa saja, makan bersama, mengunjungi suatu tempat bersama, bahkan melakukan hal konyol sekalipun.. Kita juga bisa berbagi cerita apa saja dengan sahabat, dari cerita gembira, cerita lucu sampai cerita sedih.

Seorang sahabat akan selalu mengharapkan yang terbaik untuk sahabatnya dengan tulus dan penuh keikhlasan. Persahabatan adalah sebuah hubungan agung yang tak akan terkalahkan oleh ruang dan waktu. Walupun terpisahkan jarak dan waktu tetapi hubungan persahabatan tidak dapat diputuskan karena hubungan persahabatan itu adalah sebuah hubungan yang agung, Walau raga terpisahakn namun sahabat sejati akan selalu ada di hati. Perbedaan ruang bukanlah jadi penghalang. Kedekatan batin akan membuat para sahabat sejati tumbuh bersama dalam ruangnya masing-masing.

Memiliki sahabat sejati adalah sebuah fenomena terindah yang kita punya, Dengan sahabat kadang kita bisa melakukan yang kita kira tidak mungkin menjadi mungkin. Persahabatan mampu mendobrak batas-batas kemustahilan. Dan sahabat sejadi mampu memberi kekuatan pada kita disaat kita rapuh dan terpuruk, Support yang dia berikan sangatlah bermakna dan membuat kita bisa bertahan dari semua cobaan hidup yang menghadang.

Perlu kita sadari bahwa sahabat bukanlah alat untuk mencapai tujuan kita, tetapi kita harus menghargai keberadaannya dalam kehidupan kita. Kita terima seperti apa adanya dia, tanpa ada tuntutan untuk sebuah kesempurnaan. Kita cintai seluruh kelebihan dan kekurangannya. Bersamanya kita nyaman dan bahagia. Apa lagi yang kita cari selain kebahagiaan? Dan kita tidak perlu apa-apa lagi darinya.

Rabu, 08 Mei 2019

Menghargai Waktu

Menurut keterangan Ibnu Abbas r.a Rasulullah saw pernah bersabda:
Ada dua nikmat yang sering disia-siakan oleh kebanyakan manusia, yaitu kesehatan dan 
kesempatan. HR. Bukhari dll


Islam sangat menghargai waktu dan menekankan pada umatnya agar menghargai waktu itu menurut yang semestinya.
Islam mendidik kita untuk menghargai waktu karena waktu itu adalah modal yang termahal dalam kehidupan kita. Dengan penuh keadilan Allah memberikan waktu yang sama dan merata pada setiap manusia, yaitu sama-sama dua puluh empat jam dalam sehari semalam, tinggal bagi kita lagi untuk pandai-pandai mengelola waktu tersebut dengan sebaik-baiknya.

Kunci kebahagiaan manusia di dunia ini tergantung sepenuhnya pada kemahiran dan keahliannya dalam mempergunakan dan mengatur waktunya, akan tetapi sayang sekali banyak manusia yang tidak menghargai waktu dan mempergunakannya dengan yang sewajarnya. Di waktu sehat dia mempergunakan waktunya semaunya tanpa memperhitungkan laba rugi, mudharat dan manfaat, moril maupun materil. Setelah sakit biasanya barulah dia tersentak dan menyesal kaenapa selama ini dia tidak memepergunakan waktu menurut yang semestinya, karena itulah Rasulullah saw memeperingatkan kita dalam hadist di atas. Ada dua nikmat kata Rasulullah yang sering kita sia-siakan yaitu KESEHATAN dan KESEMPATAN.

Banyak hal yang penting dan berharga yang bisa kita kerjakan setiap hari dengan modal kesehatan dan kesempatan yang telah diberikan Allah pada kita. akan tetapi sayang sekali manusia lebih banyak mengobral waktuny, demikian juga kesehatannya untuk hal-hal yang kurang penting dan tidak berharga.

Marilah kita renungkan dengan penuh kejujuran pada diri kita sendiri :

@ Mana yang lebih banyak waktu kita pergunakan tidur/istirahat dan santai dari pada hal-hal yang 
yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat kita?
@ Mana yang lebih bayak waktu kita habiskan untuk membaca atau untuk mengobrol atau berkelakar?
@ Mana yang lebih banyak waktu kita pergunakan untuk membaca majalah dan buku-buku hiburan dari 
pada membaca majalah dan buku-buku yang bernilai ilmiah dan islamiyah serta berguna bagi dunia 
dan akhirat?
@ dst

Secara jujur kita jawab, selama ini kita masih banyak mempergunakan kesempatan dan kesehatan kita untuk hal-hal yang kurang penting dan kurang bermanfaat dari pada hal-hal yang penting.

Setelah mendiognosa diri kita sendiri secara jujur, marilah dengan penuh kesadaran kita ambil dan manfaatkan pula terapy yang telah dititipkan Rasulullah pada kita sejak lima belas abad yang lalu:

Menurut keterangan Abu Hurairah r.a Rasulullah saw. pernah bersabda: sebaik-baik ke-
Islaman seseorang ialah meninggalkan hal-hal yang tidak penting.
[HR. Turmudzi dll]

Mempergunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan meninggalkan hal-hal yang kurang penting dan tidak berguna secara teoritis tanpaknya sangat mudah dan ringan sekali, akan tetapi dalam prakteknya terasa berat dan sulit. Hal demikian dapat terjadi karena kebiasaan kita selama ini yang lebih banyak bergaya santai dari pada bergaya serius, dan juga kurang dan tipisnya rasa tanggung jawab dalam diri kita masing-masing, baik kesadaran dan tanggung jawab duniawy apalagi tanggung jawab ukhrawy.
Untuk menimbulkan rasa tanggung jawab tersebut ada baiknya kita renungkan sebuah pesan Rasul saw. yang mengajak kita untuk hidup penuh tanggung jawab di hadapan Allah:

Menurut keterangan Mu'adz bin Jabal, Rasulullah saw. pernah bersabda: Tidak akan 
tergelincir (binasa) kedua kaki seorang hamba Allah di hari kiamat hingga ditanyakan 
padanya (diminta pertanggung jawabannya) tentang empat hal: Usianya untuk apa 
dihabiskannya, Masa mudanya kemana dipergunakannya, hartanya dari mana 
diperolehnya dan kemanaa dibelanjakannya, dan ilmunnya sampai di mana diamalkannya.
HR. Tassar &Thabrani 

Semoga Allah senantiasa menimbulkan rasa tanggung jawab kita dalam segala hal, dan semoga Allah senantiasa memberkati setiap detik waktu kita! Amiin.

Merindukan Gang Iblis

By. Rien Sudah sangat lama kami meninggalkan tempat itu. Namun, seakan ada suara yang terus memanggil. Sebenarnya ada apa di gang iblis? Gan...