Rumah ini terlalu renta untuk ku ajak bercengkrama atau sekedar untuk menyibak kenangan. Kenangan masa kecilku terpendam di sini. Banyak cerita yang terukir di setiap helaian dedaunan yang rimbun melingkari bangunannya.
Tempat berteduh yang dulu kokoh, sekarang mulai rapuh, lapuk dimakan usia. Seiring dengan berpulangnya nenek menghadap illahi, perlahan rumah ini juga kehilangan rohnya. Tak ada lagi keceriaan di sini. Hanya rumah kosong dan kesepian yang kutemui di setiap ada kesempatan untuk pulang.
Dulu...dulu sekali...di masa kecil, hampir di setiap liburku, dihabiskan di sini. Liburan ke rumah nenek adalah suatu moment yang selalu ditunggu. Lingkungannya yang asri, udaranya yang sejuk dan beraneka tanaman buah-buahan yang ada di sekeliling rumah bersahut-sahutan memanggilku untuk pulang kampung.
Nenek sangat rajin bertanam. walaupun hidup sendiri di kampung, tidak mengurangi semangat nenek mengayun cangkul dan menanam buah-buahan dan tanaman lainnya, ada tanaman tua seperti kelapa, rambutan, durian, jambu, alpokat, cengkeh, duku, dan sebagainya. Tanaman muda juga banyak seperti pisang, terong, rimbang dan sayur-sayuran lainnya.
Disamping bertaman nenek juga suka memelihara ikan. Kami sering diajak nenek memancing ikan di kolam ikan yang tidak terlalu jauh dari rumah. Butuh waktu sekitar sepuluh menit sampai di sana dengan menurungi tebing yang kalau hujan turun jalannya agak licin yang menyebabkan agak susah buatku untuk turun. Begitu mengesankan saat-saat itu, sungguh bahagia apabila ikan nyangkut di mata kail, dengan semangat dan bersorak kegirangan aku mengangkat tinggi-tinggi pancinga tersebut dan melihatkan ke nenek ikan yanng aku dapat.
Terkadang kami juga masuk dan mencebur ke dalam kolam dan berburu ikan dengan menggunakan tangguk. tangguk adalah jaring berbingkai untuk mengkap ikan. Kami juga sering mengumpulkan siput yang menempel pada daun kelapa atau yang menempel pada kayu dan patahan ranting pohon yang jatuth ke kolam.
Hasil tangkapan di bawa pulang, ikan digoreng kering dicampur dengan terong dan sedikit jengkol yang diambil juga dari kebun. kemudian siput digulai dengan daun singkong serta daun katuk. Hmm....begitu nikmatnnya makan dari hasil tangkapan sendiri.
Tapi masa itu sudah lama berlalu. Nenek sudah tiada dan rumah kenangan itu juga sudah menua. Rumah gadang yang perlahan mulai runtuh dan atapnyapun sudah hilang satu persatu. Namun bermacam tanaman buah-buahan yang ditanam nenek masih kokoh berdiri, menjadi saksi bisu kecerian masa kanak-kanakku dan kebahagianku bersama nenek tercinta.
Rumah tua itu sudah lapuk namun kenanganku di sana tak pernah lapuk walaupun tahun terus berganti dan zamanpun berubah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar