COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK
Oleh : DELVIA ANDRINI, S.Pd
Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar
Indikator:
Dalam refleksinya, CGP menyampaikan poin-poin berikut:
1. pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh
Coaching merupakan sebuah proses kolaborasi yang berbentuk kemitraan untuk memaksimalkan potensi pribadi dan professional yang dimiliki coachee dengan difasilitasi oleh coach melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif. Proses coaching ini berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis untuk meningkatkan performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi coachee.
prinsip coaching dikembangkan dari tiga kata/frasa kunci pada definisi coaching, yaitu “kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi”.
Prinsip coaching yang pertama kemitraan, antara coach dengan coachee-nya hubungannya setara, tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah. Coach adalah rekan berpikir bagi coachee-nya dalam membantu coachee belajar dari dirinya sendiri. Prinsip yang kedua adalah proses kreatif, ini dilakukan melalui percakapan, yang dua arah, memicu proses berpikir coachee dan memetakan dan menggali situasi coachee untuk menghasilkan ide-ide baru. Prinsip coaching yang ketiga adalah memaksimalkan potensi. Untuk memaksimalkan potensi dan memberdayakan rekan sejawat, percakapan perlu diakhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan oleh rekan yang dikembangkan, yang paling mungkin dilakukan dan paling besar kemungkinan berhasilnya. Selain itu juga, percakapan ditutup dengan kesimpulan yang dinyatakan oleh rekan yang sedang dikembangkan.
Coaching dalam Konteks Pendidikan
keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik untuk menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat
Sistem Among, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, menjadi semangat yang menguatkan keterampilan komunikasi guru dan murid dengan menggunakan pendekatan coaching. Tut Wuri Handayani menjadi kekuatan dalam pendekatan proses coaching dengan memberdayakan (andayani/handayani) semua kekuatan diri pada murid.
Alur percakapan coaching yang akan membantu peran coach dalam membuat percakapan coaching menjadi efektif dan bermakna yaitu alur TIRTA.
2. Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar
Emosi yang dirasakan : Sangat termotivasi dan bertambah semangat untuk memperbaiki kualitas diri terutama dalam pemahaman Coaching. Merasa mendapatkan Challenge untuk mengimplementasikan Coaching terhadap rekan sejawat dan murid.
3. Apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar
Berkaitan dengan peran saya sebagai seorang coach di sekolah, dengan melihat pemaparan materi coaching dalam modul 2.3, saya menilai diri saya telah melakukan beberapa komponen/kompetensi coaching seperti kehadiran penuh, mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan yang berbobot dalam setiap percakapan yang saya lakukan dengan siswa.
4. apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar
Yang perlu diperbaiki terkait dengan kompetensi menjadi seorang Coach yaitu menghadirkan penuh diri (focus) dan mengajukan pertanyaan berbobot.
5. keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi
Menguatkan dan menambah potensi diri sebagai pendidik yang dapat sekaligus menjadi Coach. Kompetensi ini dapat diterapkan secara kontekstual di Sekolah atau di Kelas
Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP
Indikator:
Dalam refleksinya, CGP menyampaikan analisis terkait topik dengan indikator sebagai berikut:
1. memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh
2. mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru
3. menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah)
4. memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi
Beberapa pertanyaan yang muncul ketika guru menggali lebih dalam mengenai materi coaching adalah "Mungkinkah seorang murid dapat dengan sadar menggali potensi yang ada pada dirinya?". Pertanyaan mendasar ini yang menjadi tanda tanya pertama guru saat mempelajari teknik coaching.
Coaching memiliki perbedaan mendasar dengan bentuk pengembangan diri lainnya. Seorang coach bukan sebagai ahli yang mentransfer pengetahuan dan pengalamannya kepada coachee, tetapi justru sebagai penggali kekuatan diri coachee karena coachee lah yang menjadi ahli. Coach harus mendengarkan dengan hati dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pembangkit kesadaran dan penambah kepercayaan diri sang coachee. Coaching diadakan dalam suasana penuh kasih dan keakraban agar mampu membuat coachee terbuka untuk sama-sama menggali kekuatan diri. Di sinilah terjadi hubungan kemitraan, bukan relasi kuasa.
Merujuk dari pernyataan di atas, guru menjadi lebih yakin bahwa dirinya mampu dan memang sudah saatnya mengubah paradigma yang selama ini menjadi tolok ukur bagi keberhasilannya menjadi seorang pendidik. Ternyata rasa nyaman dan terbuka, menjadi salah satu solusi yang dapat guru terapkan untuk menghadapi tantangan ketika berupaya menjadi coach bagi para muridnya. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang berbot yang diajukan guru, bisa menggiring muid untuk mencari solusi dari permasalahan yang dihadapinya.
Membuat keterhubungan
Indikator:
Refleksi yang CGP buat memunculkan koneksi dari pembelajarannya dengan poin-poin berikut:
1. pengalaman masa lalu
2. penerapan di masa mendatang
3. konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari
4. informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP.
Berkaitan dengan peran saya sebagai seorang coach di sekolah, dengan melihat pemaparan materi coaching dalam modul 2.3, saya menilai diri saya telah melakukan beberapa komponen/kompetensi coaching seperti kehadiran penuh, mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan yang berbobot dalam setiap percakapan yang saya lakukan dengan siswa.
Ketika membaca materi tentang coaching ini saya merasa tidak asing lagi, hanya saja mungkin percakapan seperti coaching ini hanya baru saya lakukan terhadap siswa saja. Selama ini saya juga beranggapan bahwa seorang coach itu memberikan solusi kepada coachee. Namun setelah mempelajari modul ini saya menjadi berpikir ingin melakukannya juga terhadap rekan sejawat untuk membantu dan sama-sama mengembangkan kompeternsi diri dalam pelayanan terhadap siswa. Ternyata bukan coach yang mencari solusi dari permasalahan , akan tetapi coachee yang mencari gagasan untuk menyelesaikan permasalahan yagg dihadapinya berdasarkan pertanyaan berbobot yang diberikan coach.
Keterkaitan keterampilan coaching ini dengan materi lain di modul 2 ini adalah bahwa proses coaching ini sangat membantu para pendidik dan peserta didik dalam pengembangan dirinya. Dalam modul 2 ini, sebelum mempelajari coaching terlebih dahulu mempelajari tentang pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosional. Dengan mempelajari kedua materi tersebut kita menjadi tahu bagaimana membuat pembelajaran menjadi lebih berbobot, sehingga tidak hanya identik dengan banyaknya materi tapi juga mengakomodir keunikan siswa dan menjadi lebih bermakna. Dengan faham akan kualitas pembelajaran, seorang coach akan lebih mampu menjadi fasilitator bagi pengembangan keprofesional rekan guru untuk melakukan pembelajaran kepada siswa dalam kegiatan supervisi akademik atau dalam kegiatan lainnya.
Keterampilan coaching ini sangat diperlukan bagi seorang pemimpin. Guru sebagai pemimpin pembelajaran wajib memiliki keterampilan untuk mengembangkan peserta didiknya. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan seorang guru memiliki kewajiban untuk menuntun siswa dalam mencapai kekuatan kodrat yang dimilikinya sehingga mencapai keselamatan dan kebahagian setinggi-tingginya. Untuk dapat menuntun siswa mencapai tujuan hidupnya diperlukan seorang guru yang memiliki keterampilan sebagai coach yang mampu mengembangkan kompetensi yang ada dalam diri siswa.
Selain mendapatkan materi dari modul saya juga mencari materi-materi yangterkait dengan coaching di berbagia sumber seperti internet dan menonton video-video contoh pelaksanaan coaching di sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar