Minggu, 26 Mei 2019

TERJERAT

Kalau sudah terjerat begini, aku harus bagaimana?

Sungguh aku tak biasa tanpa sapaanmu yang hadir setiap pagi. Senyum lembutmu yang menggetarkan sukma berpacu dengan sang mentari yang menebarkan keindahannya. Aku terjerat oleh pesona yang engkau tebarkan dan tak mau lepas lagi, walau beribu tikus sawah saling tindih menindih mencoba memutuskan jeratannya dan mengerogoti setiap buhulnya. Sang tikus gagal menuntaskan hasratnya. Tubuhnya jungkir balik  melawan virus yang sudah tersebar dengan rata di seluruh urat nadiku.

Jeratanya begitu kuat, aku terperosok ke dalamnya. Kupasrahkan ide kreatifku bercengkrama dalam pengaruh hipnotisnya.  Kubiarkan tubuh ini meluncur berkelana menjelajahi alam kata dan mengumpulkan akasara yang berserakan dan membingkainya dalam satu ungkapan cinta. Cintaku padamu Kampus JW

Jerat-jerat biru itu terus menuntunku untuk  untuk terus memainkan jemari, Mengukir kata demi kata dan meramunya agar lezat dan memikat . Jemari yang kadang merajuk tak mau berselancar. Namun virus yang kamu sebarkan setiap pagi mampu menggelitik sang jemari bangkit dari tidur pulasnya.
Walau telah kubuka semua jeratan yang melingkari tubuhku, tapi virusnya sudah terlanjur tersebar merubah warna darahku menjadi pelangi. Jurus-jurusmu mampu menohok setiap persendianku.

“Kamu jangan malas, ayo mulai beraksi, praktekkan jurus-jurus yang sudah aku berikan!”. Teriak dosen El di suatu pagi.

“Jika kamu cemas dan banyak mikir, maka otak kreatifmu parkir. Imajinasi dan idemu mangkir serta naluri menulismu terkilir. Mau?”

Suara Pak dosen yang menggelegar membuatku tersentak dan mengagetkanku dari lamunan.
“Ngga mau Pak dos” Jawabku sambil merapikan kerudung warna merah muda yang hampir terbang karena kaget oleh suara Pak dosen.

“Begini sahabat”, Suara dosen El mulai melunak.
“Saat pertama menulis, menulislah dengan cepat, spontan dan penuh suka cita, agar otak kanan dan otak kreatifmu optimal. Agar imajinasi dan idemu mengalir lancar. Agar naluri menulismu merekah dan tajam”.

Aku mangut-mangut berusaha memahami apa yang disampaikan dosen El.

“Agar lebih lihai, saya berikan satu pola ya”.

Selama ini, aku merasa…sedangkan kamu…..akhirnya….

“Tuliskan saja apa yang kamu fikirkan, jangan takut salah, ini bukan UNBK” kata dosen El
Seluruh gen JW mulai memainkan otak kreatifnya.

“Ijin dulu sholat dzuhur Pak Dos, mudah-mudahan selesai sholat idenya langsung berjatuhan dari langit ke 7”, bunda Hamidar pamit meninggalkan kelas.

Bunda Marsilah, menuliskan rangkaian katanya di papan tulis.

“Selama ini aku merasa dipermainkan oleh keadaan, hingga aku merasa diriku tak berguna, sedangkan ada keinginan dalam hatiku untuk bangkit, akhirnya kuberanikan diri untuk berdiri dan melangkah menggapi cita-citaku”.

“Baguuuuuus nih, lanjuuut! “. Dosen El memberi semangat.

“Pola tadi saya buat untuk membantumu agar tulisanmu lezat”.

Gen JW semakin terpompa semangatnya dan terus berlatih meramu kata menjadi lezat dan memikat siapapun yang membacanya.

Aku mulai mencoret-coret kertasku, memainkan jemari mengikuti pola yang telah disuguhkan dosen El tadi.

“Selama ini aku merasa kamu mengabaikanku, meninggalkanku dan melupakan semua kisah tentang kita, sedangkan kamu terus mencariku tanpa aku sadari. Akhirnya secarik kertas itu kembali mempertemukan kita”.

“ Mau tidak saya bisikin rahasia lain agar tulisanmu lebih kreatif?

“Mau Pak dos”, aku bergegas menjawab. Takut nanti Pak dosennya berbah pikiran.
Pada pertemuan kali ini kita akan belajar jurus-jurus yang membuat tulisanmu akan selalu dirindukan pembaca. Yuk berdo’a dulu dan bertanyalah!

 “Apa saja jurusnya Pak dos?” Tanyaku dengan lutut yang masih gemetaran efek kaget tadi.

“Tuh baca di papan tulis, jangan melamun saja……

Pandanganku beralih ke depan, berusaha memahami satu persatu jurus yang telah disajikan Pak dosen.

Agar Jenial tulisanmu harus:
o  Usil
o  Peka
o  Ngulik
o  Menggali dengan kompetensi
o  Berani mengeskpresikan
o  Memperbaiki kualitas diri

“Nah sekarang silahkan berlatih lagi, tuangkan seluruh idemu, jangan ragu-ragu menuliskan apa yang terasa, tanpa takut salah dan banyak mikir, kebanyakan mikir nanti otakmu mangkir”. Dosen El memberi instruksi. Silahkan berpasangan ya….

Kelas menjadi riuh mencari pasangan masing-masing. Saling berpacu beradu imajinasi dan memainkan kata-kata mempraktekkan jurus yang diberikan Pak dosen.

Suasana begini makin membuatku terjerat dan terpikat, belajar tanpa beban dan semua mengalir apa adanya.
Tikus-tikus sawah terduduk lesu di sudut kelas. Patah hati karena gagal memangkas habis jeratan yang melilit tubuhku.

Sungguh kampus JW semakin menjeratku. Salahkah kalau aku terjerat?

#JeniusWriting
#JW44
#menulisitusedekah
#virusbahagia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Merindukan Gang Iblis

By. Rien Sudah sangat lama kami meninggalkan tempat itu. Namun, seakan ada suara yang terus memanggil. Sebenarnya ada apa di gang iblis? Gan...