Kalau sudah terjerat begini, aku harus bagaimana?
#JeniusWriting
Sungguh aku tak biasa tanpa
sapaanmu yang hadir setiap pagi. Senyum lembutmu yang menggetarkan sukma
berpacu dengan sang mentari yang menebarkan keindahannya. Aku terjerat oleh
pesona yang engkau tebarkan dan tak mau lepas lagi, walau beribu tikus sawah
saling tindih menindih mencoba memutuskan jeratannya dan mengerogoti setiap
buhulnya. Sang tikus gagal menuntaskan hasratnya. Tubuhnya jungkir balik melawan virus yang sudah tersebar dengan rata
di seluruh urat nadiku.
Jeratanya begitu kuat, aku
terperosok ke dalamnya. Kupasrahkan ide kreatifku bercengkrama dalam pengaruh
hipnotisnya. Kubiarkan tubuh ini
meluncur berkelana menjelajahi alam kata dan mengumpulkan akasara yang berserakan
dan membingkainya dalam satu ungkapan cinta. Cintaku padamu Kampus JW
Jerat-jerat biru itu terus menuntunku untuk untuk terus memainkan jemari, Mengukir kata
demi kata dan meramunya agar lezat dan memikat . Jemari yang kadang merajuk tak
mau berselancar. Namun virus yang kamu sebarkan setiap pagi mampu menggelitik
sang jemari bangkit dari tidur pulasnya.
Walau telah kubuka semua jeratan yang melingkari tubuhku,
tapi virusnya sudah terlanjur tersebar merubah warna darahku menjadi pelangi.
Jurus-jurusmu mampu menohok setiap persendianku.
“Kamu jangan malas, ayo mulai beraksi, praktekkan
jurus-jurus yang sudah aku berikan!”. Teriak dosen El di suatu pagi.
“Jika kamu cemas dan banyak mikir, maka otak kreatifmu
parkir. Imajinasi dan idemu mangkir serta naluri menulismu terkilir. Mau?”
Suara Pak dosen yang menggelegar membuatku tersentak dan mengagetkanku
dari lamunan.
“Ngga mau Pak dos” Jawabku sambil merapikan kerudung warna
merah muda yang hampir terbang karena kaget oleh suara Pak dosen.
“Begini sahabat”, Suara dosen El mulai melunak.
“Saat pertama menulis, menulislah dengan cepat, spontan dan
penuh suka cita, agar otak kanan dan otak kreatifmu optimal. Agar imajinasi dan
idemu mengalir lancar. Agar naluri menulismu merekah dan tajam”.
Aku mangut-mangut berusaha memahami apa yang disampaikan
dosen El.
“Agar lebih lihai, saya berikan satu pola ya”.
Selama ini, aku merasa…sedangkan kamu…..akhirnya….
“Tuliskan saja apa yang kamu fikirkan, jangan takut salah,
ini bukan UNBK” kata dosen El
Seluruh gen JW mulai memainkan otak kreatifnya.
“Ijin dulu sholat dzuhur Pak Dos, mudah-mudahan selesai
sholat idenya langsung berjatuhan dari langit ke 7”, bunda Hamidar pamit
meninggalkan kelas.
Bunda Marsilah, menuliskan rangkaian katanya di papan tulis.
“Selama ini aku merasa dipermainkan oleh keadaan, hingga aku
merasa diriku tak berguna, sedangkan ada keinginan dalam hatiku untuk bangkit,
akhirnya kuberanikan diri untuk berdiri dan melangkah menggapi cita-citaku”.
“Baguuuuuus nih, lanjuuut! “. Dosen El memberi semangat.
“Pola tadi saya buat untuk membantumu agar tulisanmu lezat”.
Gen JW semakin terpompa semangatnya dan terus berlatih
meramu kata menjadi lezat dan memikat siapapun yang membacanya.
Aku mulai mencoret-coret kertasku, memainkan jemari
mengikuti pola yang telah disuguhkan dosen El tadi.
“Selama ini aku merasa kamu mengabaikanku, meninggalkanku
dan melupakan semua kisah tentang kita, sedangkan kamu terus mencariku tanpa
aku sadari. Akhirnya secarik kertas itu kembali mempertemukan kita”.
“ Mau tidak saya bisikin rahasia lain agar tulisanmu lebih
kreatif?
“Mau Pak dos”, aku bergegas menjawab. Takut nanti Pak
dosennya berbah pikiran.
Pada pertemuan kali ini kita akan belajar jurus-jurus yang
membuat tulisanmu akan selalu dirindukan pembaca. Yuk berdo’a dulu dan bertanyalah!
“Apa saja jurusnya
Pak dos?” Tanyaku dengan lutut yang masih gemetaran efek kaget tadi.
“Tuh baca di papan tulis, jangan melamun saja……
Pandanganku beralih ke depan, berusaha memahami satu persatu
jurus yang telah disajikan Pak dosen.
Agar Jenial tulisanmu harus:
o Usil
o Peka
o Ngulik
o Menggali
dengan kompetensi
o Berani
mengeskpresikan
o Memperbaiki
kualitas diri
“Nah
sekarang silahkan berlatih lagi, tuangkan seluruh idemu, jangan ragu-ragu
menuliskan apa yang terasa, tanpa takut salah dan banyak mikir, kebanyakan
mikir nanti otakmu mangkir”. Dosen El memberi instruksi. Silahkan berpasangan
ya….
Kelas
menjadi riuh mencari pasangan masing-masing. Saling berpacu beradu imajinasi
dan memainkan kata-kata mempraktekkan jurus yang diberikan Pak dosen.
Suasana
begini makin membuatku terjerat dan terpikat, belajar tanpa beban dan semua
mengalir apa adanya.
Tikus-tikus
sawah terduduk lesu di sudut kelas. Patah hati karena gagal memangkas habis
jeratan yang melilit tubuhku.
Sungguh
kampus JW semakin menjeratku. Salahkah kalau aku terjerat?
#JW44
#menulisitusedekah
#virusbahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar