Alhamdulillah dengan izin Allah kita bertemu lagi dengan bulan nan suci, bulan Ramadhan yang dinanti. Bulan yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang selalu diindukan oleh berjuta umat Islam di seluruh penjuru dunia.
Ramdhan selalu
memberikan kedamaian, kenyamanan dan kesejukan hati. Hati yang lelah dengan
rutinitas kehidupan dunia yang rumit, hati yang menjerit oleh kejamnya
ketidakadilan yang terjadi di depan mata. Hati yang suntuk karena mungkin
jarang mengadu kepada Allah.
Ramadhan datang sebagai
penawar, memberi kesejukan, laksana padang gersang yang mendapatkan rintikan
air hujan. Menjadi pelepas dahaga bagi siapa saja yang dilanda kekeringan dan
merasa kehausan.
Sungguh indahnya
hari-hari di bulan Ramadhan yang kita rasakan. Bangun untuk sahur bersama
keluarga tercinta dengan melawan rasa kantuk yang mengusik. Menyantap makanan
dengan lahap hidangan sederhana yang disajikan. Segelas air putih hangat yang
dituangkan dengan cinta kasih menambah keberkahannya. Dilanjutkan dengan buka
bersama yang menambah kebersamaan dalam keluarga. Rasa syukur yang tidak ada
hentinya atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
“Maka
Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang ”Kamu Dustakan?”
Ramadhan adalah bulan yang istimewa. Banyak kegiatan amaliyah
Ramadhan yang bisa kita lakukan untuk mengisi Ramadhan, seperti, Tadausan,
melaksanakan pesantren Ramadhan, menyediakan takjil atau menu buka untuk
masyarakat yang membutuhkan, memperbanyak sedekah, kunjungan ke panti jompo
atau panti asuhan, memberikan zakat dan perbuatan-perbuatan terpuji lainnya.
Kita semarakkan rumah dan masjid-mesjid denga lantunan Ayat-ayat
suci Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan akan mendapatkan pahala
yang berlipat nilainya. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf
dari Al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut. Satu kebaikan
dilipatkan menjadi 10 kebaikan”.
Di balik nikmatnya Ramadhan kadang kita juga mersakan
godaan-godaan yang bisa merusak ibadah puasa, seperti menjalankannya dengan
lesu dan tidak bersemangat, perasaan sedih atau marah yang disebabkan oleh
sesuatu yang tidak disukai. Pengaruh cuaca yang sangat terik yang membuat rasa
lapar dan haus menjadi terasa berat.
Semua rasa sulit itu adalah ujian dari Allah. Karena
sayangnya maka Allah memberi kita ujian. Apakah dengan ujian itu kita berhak
untuk naik ke level derjat takwa yang lebih tinggi. Semua ujian itu mesti kita
lalui dan lewati dengan penuh kesabaran.
“Sungguh, kami menciptakan manusia berada dalam susah payah”.
(QS.90.Balad 4)
Selain kebahagiaan menjalankan ibadah, rupanya ada
kebahagiaan lain yang dirasakan saat bulan puasa. Salah satunya adalah
kebahagiaan saat mendapatkan anggota baru dalam keluarga, yakni kelahiran buah
hati.
Pada Ramadhan lima tahun yang lalu, aku mendapatkan
keberkahan yang luar biasa. Allah memberikan hadiah yang tidak terkira
nilainya. Tepat di pertengahan Ramadhan Anak kelimaku lahir meramaikan hiruk
pikuknya dunia. Sungguh indah waktu yang ditetapkan Allah untuk kelahiran putra
bungsu kami tersebut.
Awalnya perkiraan dokter anakku akan lahir pada malam
takbiran, masih ada waktu dua minggu lagi untuk mempersiapkan kelahirannya. Namun
Qadratullah, sebelum sahur aku merasakan perutku mules banget. Seperti mau
melahirkan sakitnya. Padahal semalam aku konsultasi dengan dokter, dan saat itu
belum ada tanda-tanda mau melahirkan.
Sakit yang aku rasakan sudah satu kali lima belas menit
intervalnya. Tapi masih pergi juga ke sekolah untuk menunaikan tugas seperti
biasanya, karena merasa belum saatnya untuk melahirkan. Walaupun begitu di
dalam tas, aku menyiapkan satu sarung dan satu stel baju ganti. Seandainya
sakitnya bertambah hebat maka aku akan langsung saja pergi ke rumah bersalin.
Aku tetap mengajar seperti biasa. Disaat rasa sakitanya
datang, aku berhenti dulu menerangkan. Jika sakitnya hilang dilanjutkan
kembali, begitu seterusnya sampai tiga kelas hari itu.
Hari semakin siang, dan ternyata mulesku juga semakin hebat,
sudah sekali sepuluh menit rentang waktunya. Aku putuskan untuk pulang dulu ke
rumah dan menyiapkan segalanya. Aku sudah terbungkuk-bungkuk berjalan, menahan
rasa sakit yang sangat luar biasa. Bibirku tak henti melafazkan kalimat dzikir.
Alhamdulillah dengan untaian kalimat dzikir tersebut aku merasa lebih tenag
menghadapinya.
Sampai di rumah ternyata papanya anak-anak lagi keluar, tidak
bisa dihubungi karena telepon selulernya ketinggalan di rumah. Sambil menahan
sakit dengan sabar kutunggu papa anak-anak pulang. Akhinya beliau pulang di
saat buka. Setelah suami datang, tanpa pikir panjang kami langsung menuju rumah
bersalin yang jaraknya sekitar 30 Km dari rumah, dengan membawa bekal seadanya
untuk buka suamiku. Sepanjang perjalanan sakit yang kurasakan semakin
menjadi-jadi.
Sampai di rumah bersalin, aku langsung diperiksa perawat, dan
ternyata sudah pembukaan tujuh, maka perawat langsung menyuruhku masuk ke ruang
bersalin. Alhamdulillah dengan pertolongan dokter yang baru selesai melaksanakan
solat tarawih di masjid, putraku yang ganteng lahir dengan selamat. Ungkapan
rasa syukur yang tidak terhingga atas kebesaran illahi ini.
Ramadhan saat itu juga adalah Ramadhan yang lumayan berat untuk
kulalui dan jalani. Melaksanakan ibadah puasa dengan sedikit tertatih, ditengah
keadaan yang sedang hamil tua dan mesti bolak-balik setiap hari ke tempat tugas
yang jarak tempuhnya lebih kurang satu jam perjalanan dari rumah.
Saat itu mama tercinta juga lagi kurang baik keadaannya,
sudah empat bulan tidak bisa jalan, mama hanya bisa terbaring tidak berdaya
karena sakit syaraf terjepit yang beliau derita.Walau hati sangat galau dan
merasa sedih dengan keadaan mama seperti itu, namun aku jalani semuanya dengan
penuh kesabaran, ini adalah kehendak Allah dan Allah tidak akan memberi cobaan
diluar batas kemampuan kita. Di balik kesusahan dan kesulitan yang aku alami
ada berkah yang begitu besar dari Allah SWT, yang tidak ternilai harganya, dan
tidak bisa digantikan dengan apapun jua. Kuberi nama putraku dengan nama
Muhammad Alvin Ramadhan. Sekarang sudah lima tahun berlalu Alvin sudah mulai
belajar berpuasa. Semoga dia menjadi anak ya g soleh dan berbakti kepada kedua
ora g tua. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar