Jumat, 24 Mei 2019

***Ramadhan Terindah***



Alhamdulillah dengan izin Allah kita bertemu lagi dengan bulan nan suci, bulan Ramadhan yang dinanti. Bulan yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang selalu diindukan oleh berjuta umat Islam di seluruh penjuru dunia.

Ramdhan selalu memberikan kedamaian, kenyamanan dan kesejukan hati. Hati yang lelah dengan rutinitas kehidupan dunia yang rumit, hati yang menjerit oleh kejamnya ketidakadilan yang terjadi di depan mata. Hati yang suntuk karena mungkin jarang mengadu kepada Allah.

Ramadhan datang sebagai penawar, memberi kesejukan, laksana padang gersang yang mendapatkan rintikan air hujan. Menjadi pelepas dahaga bagi siapa saja yang dilanda kekeringan dan merasa kehausan.

Sungguh indahnya hari-hari di bulan Ramadhan yang kita rasakan. Bangun untuk sahur bersama keluarga tercinta dengan melawan rasa kantuk yang mengusik. Menyantap makanan dengan lahap hidangan sederhana yang disajikan. Segelas air putih hangat yang dituangkan dengan cinta kasih menambah keberkahannya. Dilanjutkan dengan buka bersama yang menambah kebersamaan dalam keluarga. Rasa syukur yang tidak ada hentinya atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
 “Maka Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang ”Kamu Dustakan?”

Ramadhan adalah bulan yang istimewa. Banyak kegiatan amaliyah Ramadhan yang bisa kita lakukan untuk mengisi Ramadhan, seperti, Tadausan, melaksanakan pesantren Ramadhan, menyediakan takjil atau menu buka untuk masyarakat yang membutuhkan, memperbanyak sedekah, kunjungan ke panti jompo atau panti asuhan, memberikan zakat dan perbuatan-perbuatan terpuji lainnya.

Kita semarakkan rumah dan masjid-mesjid denga lantunan Ayat-ayat suci Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan akan mendapatkan pahala yang berlipat nilainya. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut. Satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan”.

Di balik nikmatnya Ramadhan kadang kita juga mersakan godaan-godaan yang bisa merusak ibadah puasa, seperti menjalankannya dengan lesu dan tidak bersemangat, perasaan sedih atau marah yang disebabkan oleh sesuatu yang tidak disukai. Pengaruh cuaca yang sangat terik yang membuat rasa lapar dan haus menjadi terasa berat.

Semua rasa sulit itu adalah ujian dari Allah. Karena sayangnya maka Allah memberi kita ujian. Apakah dengan ujian itu kita berhak untuk naik ke level derjat takwa yang lebih tinggi. Semua ujian itu mesti kita lalui dan lewati dengan penuh kesabaran.

“Sungguh, kami menciptakan manusia berada dalam susah payah”. (QS.90.Balad 4)

Selain kebahagiaan menjalankan ibadah, rupanya ada kebahagiaan lain yang dirasakan saat bulan puasa. Salah satunya adalah kebahagiaan saat mendapatkan anggota baru dalam keluarga, yakni kelahiran buah hati.
Pada Ramadhan lima tahun yang lalu, aku mendapatkan keberkahan yang luar biasa. Allah memberikan hadiah yang tidak terkira nilainya. Tepat di pertengahan Ramadhan Anak kelimaku lahir meramaikan hiruk pikuknya dunia. Sungguh indah waktu yang ditetapkan Allah untuk kelahiran putra bungsu kami tersebut.
Awalnya perkiraan dokter anakku akan lahir pada malam takbiran, masih ada waktu dua minggu lagi untuk mempersiapkan kelahirannya. Namun Qadratullah, sebelum sahur aku merasakan perutku mules banget. Seperti mau melahirkan sakitnya. Padahal semalam aku konsultasi dengan dokter, dan saat itu belum ada tanda-tanda mau melahirkan.
Sakit yang aku rasakan sudah satu kali lima belas menit intervalnya. Tapi masih pergi juga ke sekolah untuk menunaikan tugas seperti biasanya, karena merasa belum saatnya untuk melahirkan. Walaupun begitu di dalam tas, aku menyiapkan satu sarung dan satu stel baju ganti. Seandainya sakitnya bertambah hebat maka aku akan langsung saja pergi ke rumah bersalin.
Aku tetap mengajar seperti biasa. Disaat rasa sakitanya datang, aku berhenti dulu menerangkan. Jika sakitnya hilang dilanjutkan kembali, begitu seterusnya sampai tiga kelas hari itu.
Hari semakin siang, dan ternyata mulesku juga semakin hebat, sudah sekali sepuluh menit rentang waktunya. Aku putuskan untuk pulang dulu ke rumah dan menyiapkan segalanya. Aku sudah terbungkuk-bungkuk berjalan, menahan rasa sakit yang sangat luar biasa. Bibirku tak henti melafazkan kalimat dzikir. Alhamdulillah dengan untaian kalimat dzikir tersebut aku merasa lebih tenag menghadapinya.

Sampai di rumah ternyata papanya anak-anak lagi keluar, tidak bisa dihubungi karena telepon selulernya ketinggalan di rumah. Sambil menahan sakit dengan sabar kutunggu papa anak-anak pulang. Akhinya beliau pulang di saat buka. Setelah suami datang, tanpa pikir panjang kami langsung menuju rumah bersalin yang jaraknya sekitar 30 Km dari rumah, dengan membawa bekal seadanya untuk buka suamiku. Sepanjang perjalanan sakit yang kurasakan semakin menjadi-jadi.
Sampai di rumah bersalin, aku langsung diperiksa perawat, dan ternyata sudah pembukaan tujuh, maka perawat langsung menyuruhku masuk ke ruang bersalin. Alhamdulillah dengan pertolongan dokter yang baru selesai melaksanakan solat tarawih di masjid, putraku yang ganteng lahir dengan selamat. Ungkapan rasa syukur yang tidak terhingga atas kebesaran illahi ini.
Ramadhan saat itu juga adalah Ramadhan yang lumayan berat untuk kulalui dan jalani. Melaksanakan ibadah puasa dengan sedikit tertatih, ditengah keadaan yang sedang hamil tua dan mesti bolak-balik setiap hari ke tempat tugas yang jarak tempuhnya lebih kurang satu jam perjalanan dari rumah.

Saat itu mama tercinta juga lagi kurang baik keadaannya, sudah empat bulan tidak bisa jalan, mama hanya bisa terbaring tidak berdaya karena sakit syaraf terjepit yang beliau derita.Walau hati sangat galau dan merasa sedih dengan keadaan mama seperti itu, namun aku jalani semuanya dengan penuh kesabaran, ini adalah kehendak Allah dan Allah tidak akan memberi cobaan diluar batas kemampuan kita. Di balik kesusahan dan kesulitan yang aku alami ada berkah yang begitu besar dari Allah SWT, yang tidak ternilai harganya, dan tidak bisa digantikan dengan apapun jua. Kuberi nama putraku dengan nama Muhammad Alvin Ramadhan. Sekarang sudah lima tahun berlalu Alvin sudah mulai belajar berpuasa. Semoga dia menjadi anak ya g soleh dan berbakti kepada kedua ora g tua. Aamiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Merindukan Gang Iblis

By. Rien Sudah sangat lama kami meninggalkan tempat itu. Namun, seakan ada suara yang terus memanggil. Sebenarnya ada apa di gang iblis? Gan...