By. Rien
Sudah sangat lama kami meninggalkan tempat itu. Namun, seakan ada suara yang terus memanggil. Sebenarnya ada apa di gang iblis?
Gang Iblis memiliki tempat sendiri di sanubari. Bertabur kenangan tercecer di gang yang terletak di pusat kota itu. Setiap episode kisah pada masa kanak-kanak begitu melekat dan terpahat indah di hati hingga saat ini.
"Eeit...tunggu dulu Uni, ngga salah tuh ngabisin masa anak-anaknya di gang iblis?" Tanya Hindun sambil melongo. Netranya menyipit diiringi kening yang mengerinyit.
"Iya Ndun, bener. Emangnya kenapa Ndun?"
"Hahhh, apa ngga takut Uni, tinggal bersama iblis?"
Hindun memangut lututnya dan bergeser duduk merapat ke dinding.
"Hahaa....ngga gitu Ndun, ngga tinggal bersama iblis."
"Terus gimana Uni?"
"Kapan-kapan ya ceritanya, udah larut nih. Tidur yuuk!"
Menelusuri jalan setapak itu mengingatkan kembali pada puluhan tahun yang lalu. Kenangan di Gang Iblis. Selalu ada kerinduan untuk sekedar melewati gang itu. Menatap halaman tempat bermain dan bercengkrama dulu dengan teman-teman. Apalagi keinginan untuk berjumpa dengan semua personil gang iblis....sungguh, rindu sangaaat...!
Rasa persaudaraan yang tinggi menyebabkan ikatan rasa itu masih terjalin hingga sekarang, walau pun semua sudah menyebar, terpisahkan oleh jarak.
Di balik namanya yang rada-rada gitu ternyata warga gang ini tidak seseram labelnya.Penghuninya manis, cantik dan ganteng-ganteng....Suer deh...!
Ngga percaya, yuk kita sapa beberapa personilnya, ada teman sepermainan Wak Kiky, ada Uni Nurhelida Aprianto, dekcan Meta Dikpa Sevta, Gita Islamy, Marlia Hardi , Nunung Susilowati ...siapa lagi yaa....?
"Kenapa namanya angker gitu uni?"Hindun kembali duduk sambil menguap.
"Jangan tanya kenapa Ndun, Uni juga ngga tau."
"Ada yang bisa jawab?"
Colek semua uni-uni, sahabat dan adik-adik cantik penghuni gang iblis. Apakah kita memiliki kerinduan yang sama?